1. Kedatangan Portugis (1511)
Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang datang ke Indonesia. Mereka dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque, yang berhasil merebut Malaka pada 1511. Setelah itu, Portugis mencoba menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di wilayah kepulauan Indonesia, seperti di Maluku dan Timor. Mereka mendirikan benteng di beberapa tempat, termasuk di Maluku yang dikenal sebagai pusat rempah-rempah. Namun, kekuasaan Portugis tidak bertahan lama, karena adanya persaingan dengan bangsa Eropa lain.
2. Kedatangan Belanda (1602)
Belanda datang ke Indonesia pada awal abad ke-17. Mereka membentuk Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602, sebuah perusahaan dagang yang mendapat hak untuk menguasai perdagangan di wilayah Asia. Belanda, melalui VOC, mulai mendirikan pos-pos perdagangan di pelabuhan-pelabuhan strategis di Indonesia, seperti Batavia (sekarang Jakarta), Surabaya, dan Semarang. Mereka semakin menguasai wilayah Indonesia, terutama setelah VOC berhasil mengalahkan Portugis di Maluku.
VOC memperoleh hak untuk mengatur dan mengontrol perdagangan, serta memonopoli rempah-rempah. Belanda juga menerapkan kebijakan yang sangat eksploitatif terhadap masyarakat Indonesia, memaksa mereka untuk menanam tanaman yang bernilai komersial bagi Eropa.
3. Pengaruh Belanda Setelah VOC Dibatalkan (1799)
Pada 1799, VOC dibubarkan karena kebangkrutan dan korupsi. Pemerintah Belanda langsung mengambil alih kekuasaan di Indonesia, dan sejak itu Indonesia menjadi koloni Belanda. Pada abad ke-19, Belanda mulai menerapkan kebijakan tanam paksa (cultuurstelsel) yang mengharuskan petani Indonesia untuk menanam komoditas ekspor seperti kopi, tebu, dan indigo, yang menghasilkan keuntungan besar bagi Belanda.
4. Pembangunan Infrastruktur dan Ekspansi Wilayah
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, Belanda memperkenalkan sistem transportasi, seperti rel kereta api, untuk memperlancar ekspor barang dari pedalaman ke pelabuhan. Wilayah Indonesia semakin diperluas ke daerah-daerah yang belum dikuasai, seperti di Sumatra, Sulawesi, Papua, dan beberapa daerah lainnya. Pada masa ini, Belanda juga menerapkan kebijakan politik etis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, meskipun masih dalam kerangka penguasaan ekonomi yang sangat menguntungkan Belanda.
5. Perlawanan terhadap Penjajahan
Selama masa penjajahan, banyak perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia, meskipun kebanyakan dari mereka gagal karena perbedaan kekuatan. Beberapa tokoh perlawanan yang terkenal antara lain:
Pahlawan dari Aceh: Perang Aceh berlangsung dari 1873 hingga 1912, dimana rakyat Aceh melawan Belanda dengan gigih.
Pangeran Diponegoro: Diponegoro memimpin Perang Diponegoro (1825-1830) di Jawa Tengah, yang merupakan salah satu perlawanan terbesar terhadap Belanda.
Bupati Mataram: Beberapa tokoh seperti Teuku Umar dari Aceh, dan Kyai Mojo!dari Jawa juga terlibat dalam perjuangan melawan penjajah.
6. Kedatangan Jepang (1942-1945)
Pada awal Perang Dunia II, Jepang menggantikan Belanda sebagai penjajah Indonesia. Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia, namun pada kenyataannya mereka juga menerapkan eksploitasi dan penindasan. Meskipun begitu, pendudukan Jepang memberikan pelajaran penting bagi rakyat Indonesia tentang perjuangan untuk meraih kemerdekaan.
7. Kemerdekaan Indonesia (1945)
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, Indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Meskipun demikian, Belanda berusaha kembali menguasai Indonesia, yang akhirnya mengarah pada Perang Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung hingga 1949. Indonesia akhirnya diakui sebagai negara merdeka oleh Belanda setelah Konferensi Meja Bundar (KMB).
Dampak Penjajahan Eropa :
Penjajahan Eropa di Indonesia meninggalkan banyak dampak, baik positif maupun negatif, antara lain:
Eksploitasi sumber daya alam: Rempah-rempah, kopi, dan hasil bumi lainnya diambil secara besar-besaran untuk keuntungan Eropa.
Pengaruh budaya: Banyak unsur budaya Eropa yang mempengaruhi seni, bahasa, dan sistem pemerintahan di Indonesia.
Pembangunan infrastruktur: Sistem transportasi dan komunikasi dibangun untuk mendukung kolonialisme, yang pada akhirnya bermanfaat bagi perkembangan Indonesia setelah merdeka.
Ketimpangan sosial: Penjajahan menciptakan kesenjangan antara kaum penjajah dan rakyat pribumi, serta antara berbagai kelompok etnis.
Penjajahan Eropa memang membawa banyak perubahan besar, tetapi juga meninggalkan luka yang dalam dalam sejarah bangsa Indonesia, yang baru bisa sembuh setelah perjuangan panjang untuk meraih kemerdekaan.